Minggu, 14 Februari 2010

Metode Penelitian

H. Metode Penelitian
Dalam penelitian dan pembahasan pada skripsi ini penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1. Sifat dan Jenis Penelitian
Penelitian kasus atau disebut juga studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif terinci dan mendalam terhadap suatu ogranisasi, lembaga atau gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit. Tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam. Adapun kesimpulan penelitian studi kasus hanya berlaku bagi tempat atau lembaga yang diteliti.
Penelitian ini juga dirancang sebagai penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik (utuh), dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiyah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiyah.
Penelitian ini merupakan studi kasus, oleh sebab itu, pelaksanan pengumpulan datanya secara langsung dilakukan di lapangan. Maka dari itu jenis data yang diperlukan dan dihimpun dalam penelitian ini adalah berupa data primer.
2. Objek dan Subjek Penelitian
Penelitian ini adalah studi kasus, maka objeknya, difokuskan kepada dua permasalahan pokok yaitu, pertama: Konsep ruqyah syar’i yang dipraktekkan di Pondok Pesantren Baitussalam. Kedua: Proses pelaksanan ruqyah syar’i yang dipraktek di Pondok Pesantren Baitussalam.
Subjek penelitiannya adalah pasien-pasien ruqyah yang terkena sihir dan kesurupan jin, yang menjadi sumber data primer. Dan mu’alij (orang yang mengobati pasien sakit), beserta anggotanya. Sebagai informan yaitu; orang yang memberi informasi. Dengan pengertian ini maka informan dapat dikatakan sama dengan responden, karena pemberian keterangannya dipancing oleh pihak peneliti.
3. Pendekatan
Penelitian ini menggunakan pendekatan Fenomenologi agama, yaitu, permasalahan dan data hasil penelitian diposisikan, dipahami, dan dideskripsikan berdasarkan perspektif teori fenomenologi agama. Dalam kata lain Kenyataan di lapangan, Islam harus di lihat dan dipahami sebagaimana orang Islam memahaminya. Fenomenologi berprinsip bahwa setiap pengetahuan tentang diri kita dan dunia mestilah dimulai dengan pengalaman manusia yang paling personal. William James menyebutnya empirisme radikal, dan yang real adalah yang dialami Atau pemulihan fenomena, yakni menemui fenomena di mana mereka berlangsung dan di mana mereka mengambil tempat-tempat mereka. Sehubungan dengan ilmu-ilmu keagamaan, ini berarti menemui mereka dalam jiwa-jiwa orang-orang yang beriman, tujuannya adalah untuk memaparkan apa yang telah menampakkan dirinya kepada jiwa-jiwa itu atau dengan kata lain fakta keagamaan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Mengumpulkan data yang diperlukan sebagai bahan pembahasan dan analisis, dalam penelitian ini digunakan metode-metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Interviu (Wawancara)
Wawancara adalah mendapatkan informasi dengan bertanya langsung dengan responden. teknik pengambilan data dengan tanya-jawab lisan secara langsung untuk menyelidiki perasaan, yang dirasakan dan motif, yang dilakukan dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan terutama data yang berkaitan dengan kondisi pasien, berdialog secara langsung atau pun tidak langsung melalui saudara atau teman dekatnya. Mengenai keluhan-keluhan yang dirasakan sesudah dan sebelum di lakukan ruqyah syar’i. Teknik ini juga digunakan untuk menghimpun data tentang: (1) sejarah Baitussalam yang menjadi lokasi penelitian; (2) layanan Baitussalam sebagai tempat meruqyah para pasien; (3) tata cara pelaksanaan ruqyah, yang meliputi tahapan ruqyah dan ayat-ayat yang dibaca dalam memberikan penawaran/pengobatan ruqyah dan amalan-amalan yang harus dilaksanakan pasien setelah proses penyembuhan; (4) keluhan-keluhan yang dirasakan pasien yang minta disembuhkan atau yang dapat tawaran untuk di bantu menghilangkan menyembuhkan dari ganguan jin; (5) hal-hal yang dirasakan ketika dalam proses penyembuhan; (6) alasan pasien memilih Baitussalam sebagai tempat untuk melakuakn proses penyembuhan.
Interviu untuk memperoleh data tentang hal-hal tersebut di atas dilakukan dengan pimpinan praktek yang sekaligus sebagai mu’alij, anggota-anggota praktek, dan pasien mu’alij. Bentuk Interviu yang dilakukan adalah interviu bebas terpimpin; peneliti hanya menyiapkan dan berbekal tema-tema interviu, sementara pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dikembangkan dalam proses interviu. Dalam pelaksanaannya, interviu dilakukan dalam gaya percakapan informal. Khusus dalam interviu dengan para pasien, untuk menghindari bias maka sewaktu interviu tidak dilakukan pencatatan, tapi dicatat segera setelah proses interviu selesai.

b. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Dan digunakan bila penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Teknik ini digunakan, untuk melakuakn cross-check atas data yang diperoleh melalui wawancara dan dokumen. Teknik ini juga digunakan untuk memperoleh data yang tidak terekam melalui wawancara dan dokumentasi, seperti keadaan lingkungan fisik di Baitussalam, fasilitas di baitussalam, kondisi fisik pasien ketika pertama kali datang di Baitussalam, serta reaksi fisik pasien pada saat menjalani proses penawaran/pengobatan ruqyah. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data ini, diklasifikasi pada observasi berperan serta atau observasi partisipan, yang di digolongkan pada partisifasi aktif dan lengkap.
c. Dokumentasi
Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang sesuai dengan pokok permasalahan penelitian berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang ayat-ayat ruqyah yang dibaca ketika memberikan penawaran /pengobatan pada pasien, nama dan asal daerah pasien, dan hal-hal yang harus dilakukan setelah pasien menjalani penawaran atau pengobatan.
5. Metode Analisa Data
Analisis data ialah upaya menata secara sistematis catatan hasil interviu, observasi dan dokumentasi untuk meningkatkan pemahaman peneliti mengenai kasus yang diteliti dan menyajikan sebagai temuan bagi orang lain. Data yang terkumpul pertama-tama disaring, kemudian disusun dalam kategori-kategori, dan saling dihubungkan. Mulai proses inilah penyimpulan di buat. Dengan demikian langkah-langkah analisis data meliputi; penyaringan data, kategorisasi data, saling menghubungkan data, dan penarikan kesimpulan.
Dalam analisa data dengan langkah-langkah tersebut di atas, digunakan metode deskriptif dan analitik. Maksudnya metode deskriptif analitik yaitu, pemecahan masalah yang diselidiki secara teratur dengan menggambarkan atau memaparkan keadaan subyek dan obyek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak (data) sebagaimana adanya. Setelah itu berdasarkan pemecahan masalah secara teratur dan sistematis kemudian diupayakan untuk membangun generalisasi. Guna menghasilkan konstruk-konstruk teoritis mengenai ruqyah syar’i.
Dalam keseluruhan proses analisis data berfikir reflektif, yaitu pola berfikir yang prosesnya monar-mandir antara yang nyata dengan yang abstrak. Kenyataan yang nyata adalah data lapangan dan kenyataan yang abstrak adalah suatu teori. Hal ini berarti berfikir reflektif ialah suatu pola berfikir yang bergerak secara dialektik antara data dan teori untuk mendapatkan suatu konsep abstrak baru berupa suatu kesimpulan terakhir terhadap hasil penelitian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar