Minggu, 14 Februari 2010

Landasan Teori (4. Kesurupan Jin)

G. Landasan Teori
4. Kesurupan Jin
a. Pengertian
Di samping terdapat pada penegasan judul diatas, Maksud kesurupan disini adalah kemasukan (setan, roh) sehingga bertindak aneh-aneh. Orang yang terkena ini akan mengalami akan kehilangan ingatan yang diakibatkan dari ketimpangan pada saraf otak. Dan akan di iringi ketimpangan pada gerakan-gerakan sehingga jalan terhuyung-
huyung dan tidak dapat mengendalikan jalannya. Kekacauan dalam ucapan, perbuatan dan fikiran.
b. Landasan Dasar kesurupan Jin dalam Islam
Adanya kesurupan ini telah ditetapkan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah. Para ulama pun memastikan bahwa kesurupan itu ada. Serta pengakuan Para Dokter.
1) Dalil Al-Qur’an dan Tafsirnya
Sebagaimana dalam Al-Qur’an, Allah berfirman,
             

“Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila”. (QS. ASl-Bakhoroh/2:275).

Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan; “Di dalam ayat ini terdapat dalil atas kesalahan orang yang mengingkari kesurupan jin dan mengatakan bahwa hal tersebut merupakan pengaruh tabi’at atau syaitan tidak dapat masuk pada diri manusia dan tidak dapat mengganggunya menjadi gila” (Tafsir Qurthubu, 3/355).
Imam Ath-Thabari ketika menafsirkan ayat tersebut di atas berkata: “…Allah berfirman kepada orang-orang yang memakan riba yang telah kami sebutkan sifat-sifatnya di dunia, mereka tidak dapat berdiri di akhirat dari kubur mereka kecuali seperti orang yang kemasukan syaitan lantaran terkena penyakit gila, yakni syaitan merusak akalnya di dunia dengan merasukinya hingga kesurupan yakni akibat tekanan penyakit gila” ( Tafsir Qurthubi, 3/101).
Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Orang-orang yang memakan riba…” yakni mereka tidak dapat berdiri kecuali seperti orang-orang kesurupan ketika mengalami kesurupan dan kemasukan syetan, yaitu dia berdiri secara tidak normal” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/326).
2) Dalil dari As-Sunnah
Dari Mathar bin Abdur Rahman Al-A’naq, ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Ummu Abban binti Al Wazi’ bin Zari’ bin Amir Al Abdi dari bapaknya bahwa kakeknya Az Zari’ pergi menemui Rasulullah saw dengan membawa anaknya -atau anak saudara perempuannya- yang sedang gila. Kakekku berkata: Ketika kami datang kepada rasulullah saw di Madinah, aku berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku membawa anakku –atau anak perempuanku- yang sedang gila, aku bawa dia kepadamu agar engkau mendo’akannya kepada Allah”. Nabi saw berkata: “Bawalah dia kemari”. Kemudia aku pergi mengambilnya di kenderaan, lalu aku lepas ikatannya dan aku copot pakaian syafarnya kemudian akau ganti dengandua pakaian yang lebih baik dan aku gandeng tangannya hingga ku bawa ke hadapan Rasulullah saw. Lalu Rasulullah saw berkata: “Dekatkanlah kepadaku dan hadapkan penggungnya kepadaku”. Ia (kakekku) berkata: Kemudian Nabi saw mengambil simpul-simpul kainnya dari atas dan membawanya lalu memukul punggungnya hingga aku lihat putih kedua ketiaknya seraya berkata: “keluar musuh Allah, keluarlah musuh Allah”. Kemudian anak itu menatap dengan pandangan yang sehat tidak seperti pandangan sebelumya, lalu Rasulullah saw mendudukkannya di hadapannya seraya berdo’a untuknya kemudian mengusap wajahnya. Setelah do’a Rasulullah saw ini tidak ada seorang pun diantara rombongan yang lebih baik dari akan itu.(HR.Thabrani(Majmu’uz Zawa’id, 9/3)
Dari Shafiyah binti Huyai ra, bahwa Nabi saw bersabda:
Artinya: “Sesunggunya syaitan mengalir pada anak adam seperti aliran darah” (HR. Bukhari 4/282dan Muslim 14/155).
Dari hadits di atas dapat di simpulkan bahwa:
a). Syaitan bisa merasuki manusia hingga menjadi gila.
b). Kesurupan atau kemasukan syaitan/jin ini bisa di obati.
c). Syaitan telah merasuki anak kecil tersebut di atas hingga menjadikan gila. Hal ini nampak jelas dari perkataan Rasulullah SAW: “Keluarlah musuh Allah”. Perintah keluar disampaikan tentunya setelah ada proses masuk sebelumnya.
3) Dalil Aqliyah
Muhammad Al Hamid berkata: Jika jin berjasad halus maka secara akal ataupun agama tidak mustahil bisa masuk ke dalam tubuh manusia, karena yang halus bisa masuk ke yang kasar, seperti udara bisa masuk dalam tubuh kita, atau listrik mengalir di kabel, bahkan seperti air di dalam tanah. (Rududun ‘alaa Abathil, 2/135).
Al Qadhi Abdul Jabbar Al Hamadzani berkata: “Jika benar kesimpulan kami jin berjasad halus seperti udara, maka tidak mustahil baginya untuk masuk ke dalam jasad kita sebagaimana udara dan nafas yang keluar masuk dalam jasad kita. Hal ini tidak mengakibatkan bertumpuknya beberapa subtansi dalam satu wadah, karena hal tersebut tidak akan bertemu kecuali dengan cara beriringan, bukan dengan cara menyatu. Ia masuk ke dalam tubuh kita seperti jasad halus masuk ke dalam amplop” (Akamul Mirjan, hal.108).
4) Pendapat Para Ulama’
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Eksistensi jin dinyatakan oleh Al-Qur’an, As-Sunnah dan kesepakatan para ulama Salaf dari ummat ini. Demikiam pula bisa masuknya jin ke dalam jasad manusia, dinyatakan dengan kesepakatan para Imam Ahlus Sunnah, Ia adalah hal yang bisa disaksikan dan dirasakan bagi orang yang mentadabburkannya. Ia (jin) bisa masuk kedalam jasad orang yang kesurupan lalu orang tersebut berbicara dengan pembicaraan yang tidak diketahui dan tidak disadarinya. Bahkkan dipukul dengan pukulan yang sangat keras pun tidak merasakannya”.
Ibnu Qayyim berkata: “kesurupan ada dua: Kesurupan karena ruh-ruh jahat dan rendah dan kesurupan karena tabiat-tabiat yang jelek”.
Begitu juga Ulama lain yang sependapat adanya kesurupan jin seperti Ibnu Hazm,Amer bin Ubaid, Al-Qadhi Badruddin Asy Syibli.
5) Sikap Para Dokter
Seorang ilmuan asal Amerika dan anggota Lembaga Kajian Psikologi Amerika. Carrington, dalam bukunya “Fenomena Spiritual Modern”, berkata tentang kesurupan: “Jelas bahwa kesurupan merupakan fenomena yang tidak dapat di abaikan oleh ilmu pengetahuan, selama ada sejumlah besar hakekat mencengangkan yang mendukungnya. (‘Alamul Jinni wa mala’ikah,hal, 82)
Dr. James Haislon berkata di dalam bukunya “Kesurupan”: ia adalah pengaruh luar biasa yang dilakukan oleh makhluk luar yang berkesadaran pada akal dan jasad seseorang. Kita tidak mungkin menolak kemungkinan terjadinya kesurupan.
Dr. Alexis Carl, mengakui terjadinya kesurupan akibat ruh-ruh jahat yang kemudian kedokteran tidak mampu menyembuhkannya, dan dia peraih nobel di bidang kedokteran dan bedah.
Sejalan dengan pengakuan dokter lain seperti, Dr. Pall dalam bukunya “Analisa Keadaan Tidak Normal Dalam Pengobatan Sakit Akal”. Dr. Karl Eikeland, Dr. Ahmad Shabahi dalam bukunya “Iwadullah”.
c. Sebab-sebab Kesurupan Jin
Paling tidak ada enam penyebab kesurupan jin.
1) Kesurupan dikarenakan Hawa Nafsu
Sudah di maklumi adanya setan dari jin dan setan dari manusia, sebagaimana firman Allah Subhanhu wa Ta’ala,
        

“Dan demikianlah Kami jadikan tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin”. (QS. Al-An’am/6:112)

Manusia bisa disebut setan, karena dia berada jauh dari kebenaran dan jauh dari ajaran-ajaran Allah setelah dia mengetahuinya. Kemudian ia mengajak kepada kebatilan dan memerangi kebenaran serta menghalangi dakwah ke jalan Allah.
...          ...

“....Yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)....”. (QS. Al-An’am/6:112)

Gejala yang timbul dari orang kesurupan ini adalah:
a). Berpaling dari mengingat Allah
b). Menyenangi kemaksiatan, merindukan kemaksiatan tersebut dan selalu ingin mengajak dan mendorong orang lain kepada kemaksiatan.
c). Mereka bahagia dan senang dengan kemaksiatan.
d). Membenci ketaatan, berpaling dari ketaatan dan tidak mau melakukannya.
e). Membenci kepada dakwah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
f). Kemampuan berfikir dalam keburukan dan sampai pada kemaksiatan.
g). Lemah berfikir tentang kebaikan.
h). Senang berkawan dengan orang-orang yang berbuat kemaksiatan dan orang yang berbuat keji.
i). Benci berkawan dengan orang-orang yang saleh dan berpaling dari mereka.
j). Selalu ragu-ragu akan kekuasan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan wujud Allah Subhanahu wa Ta’ala.
k). Selalu tidak dapat merasakan ketenangan jika ia menyendiri.
l). Adanya ketakutan yang timbul dari dalam dirinya, nama ia tidak mengetahui penyebabnya.
2) Kesurupan disebabkan oleh Permusuhan
Jenis ini tidak akan terjadi kecuali dikarenakan adanya permusuhan antara setan dengan manusia. Jadi setan selalu berharap dapat merusak manusia apa pun dan bagaimanapun cara yang akan ditempuhnya.
Gejala-gejala utama yang ditimbulkannya adalah:
a). Perasan gelisah yang menyesakkan dada pada malam hari.
b). Senang menyendiri (mengisolasi diri).
c). Sering lupa.
d). Malas.
e). Ketakutan yang tidak wajar.
f). Perasaan benci terhadap orang di sekitarnya, dan banyak keraguan.
g). Sering pusing (bukan pusing biasa yang dikenal secara medis).
h). Tidak bisa tidur sepanjang malam.
i). Mimpi yang menakutkan dan mengejutkan.
3) Kesurupan karena Kedzaliman
Yaitu, jin merasuk seseorang karena ingin menzaliminya tanpa sebab sebagaimana yang terjadi pada sebagian orang yang menzalimi sebagian lain tanpa sebab. Gejalanya lebih kurang sama dengan yang di sebabkan karena permusuhan setan terhadap manusia.
4) Kesurupan Karena Balas Dendam
Yaitu, seseorang menzalimi jin tanpa sadar, seperti orang tersebut melempar atau membuang air panas di suatu tempat di mana ada jin di tempat tersebut, hingga menyakiti jin tersebut. Oleh sebab itu, jin membalas orang tersebut dengan merasukinya. Atau ketika seseorang jatuh, tanpa sengaja ia telah menimpa dan meyakiti atau membunuhnya.
Syaikh Islam Ibnu Taimiyah berkata tentang kesurupan jin ketubuh manusia, “Ini biasanya terjadi disebabkan kebencian dan pembalasan. Seperti seseorang yang telah menyakiti mereka dengan mengencingi sebagian mereka, menumpahkan air panas dan membunuh mereka. Padahal sebenarnya manusia tidak mengetahuinya. Pada jin terdapat kebodohan dan kezaliman, maka ia segera membalas dendam melebihi apa yang seharusnya”.
5) Kesurupan yang Disebabkan Kerinduan dan Kecintaan
Yaitu, satu jin laki-laki mencintai seorang wanita, atau jin perempuan mencintai seorang pria.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “ Masuknya mereka kepada manusia disebabkan syahwat hawa nafsunya dan kecintaannya, sama seperti yang terjadi antara manusia dengan manusia” .
Gejala-gejala yang ditimbulkannya adalah:
a). Sering bermimpi dalam tidur (yaitu mimpi yang berhubungan badan). Di sini ada beberapa peringatan: mimpi seperti ini terbagi menjadi dua macam:
(1) Mimpi alami yang disebabkan oleh tiga hal:
(a) Baligh, yaitu anak laki-laki atau perempuan yang sampai pada umur baligh, maka mimpi ini menjadi tanda kebalighannya.
(b) Mencurahkan kekuatan yang berlebihan hingga orang itu kelelahan. Sebagiann orang memiliki kekuatan berlebihan secara alami, ketika ia belum menikah, maka kekuatan ini keluar dalam bentuk mimpi. Dan ini merupakan rahmat Allah atas hamba-Nya, hingga meringankan beban kekuatan ini dari mereka.
(c) Banyaknya memikirkan hubungan seksual atau menyaksikan hal-hal yang menimbulkan syahwat. Sebagian pemuda banyak memikirkan hal ini. Jika salah seorang dari mereka melihat hal-hal yang menimbulkan syahwat dan mengingatnya atau memikirkannya sebelum tidur, maka biasanya ia akan bermimpi mengeluarkan mani.
(2) Mimpi yang khusus yang disebabkan oleh jin. Mimpi ini sama sekali berbeda dari apa yang disebut sebelumnya.
(a) Seseorang sering mengeluarkan mani dengan tanpa adanya sebab.
(b) Dalam mimpinya, ia seakan-akan melakukan hubungan intim dengan sempurna persis layaknya hubungan intim antara suami dengan istrinya.
(c) Mimpi seperti itu berlangsung dalam waktu lama, ada yang sampai lima atau sepuluh menit, atau bahkan lebih dari itu.
(d) Jika ia selesai mimpi dan bangun dari tidurnya, ia merasa sangat lelah dan seakan ia baru saja melakukan hubungan intim yang sebenarnya.
(e) Antara mimpi yang satu dengan mimpi yang lain tidak selang lama. Dalam sepekan, bisa tiga atau empat kali atau bahkan setiap hari orang tersebut bermimpi, dan bisa juga setiap tidur ia akan mengeluarkan mani, meski ia tidur tiga atau empat kali dalam sehari.
(f) Susah tidur malam, yaitu tidak bisa tidur kecuali setelah lama bersusah payah.
(g) Mimpi melihat berbagai binatang seperti kucing, anjing, onta, ular, singa, srigala dan tikus.
(h) Cemas, yakni sering bangun diwaktu malam.
(i) Mimpi buruk, yaitu mimpi melihat sesuatu yang mengancamnya lalu ingin berteriak meminta pertolongan tetapi tidak bisa.
(j) Mimpi seolah-olah akan jatuh dari tempat yang tinggi.
(k) Tertawa, menangis atau berteriak pada saat tidur.
(l) Mimpi menyeramkan, melihat hantu, melihat orang aneh, seperti tinggi besar, pendek sekali atau hitam sekali,
(m) Merintih saat tidur, berada di kuburan, tempat sampah atau jalan yang mengerikan.
Adapun gejala lainnya ialah:
(a) Orang yang terkena jin ini merasa seolah-olah ada orang yang tidur di sampingnya, khususnya ketika ia ingin tidur.
(b) Ia merasakan adanya seseorang di atas tempat tidurnya.
(c) Tidak ingin menikah.
(d) Tidak adanya perasaan senang terhadap lawan jenis.
(e) Jika ia orang yang sudah menikah, ia merasa tekanan dari pasangannya, khususnya ketika melakuakn hubungan suami-istri atau senggama.
(f) Tidak adanya keinginan secara alamiyah untuk berhubungan suami istri dan jika hubungan tersebut terjadi, maka ia bukan dari atas keridhoan atau kerelaan, akan tetapi sekedar untuk menyenangkan pasangannya.
(g) Jika terjadi hubungan suami istri, maka tersebut disertai dengan tekanan batin yang menimbulkan kelelahan amat sangat.
b) Sering pusing disaat jaga yang tidak di sebabkan oleh penyakit pada kedua mata, kedua telinga, hidung, gigi, tenggorokan atau lambung.
c) Rasa sakit pada salah satu anggota tubuh dan dokter tidak sanggup mengobatinya.
d) Sering lesu, malas dan linglung pikiran.
6) Kesurupan yang Disebabkan Adanya Panggilan Terhadap Jin.
Syaikh Usamah Al-Audhi berkata, “ Ini adalah jenis paling berbahaya dan paling buruk. Maksudnya salah satu kitab sihir jatuh ke tangan seseorang yang menyenangi percobaan penemuan (suka mencari-cari). Orang ini kemudian mengambil buku tersebur dan membacanya hingga ia menemukan hal-hal yang menarik perhatiannya, seperti dapat membuatnya kuat atau ia mendapat kemudahan dalam melakukan sesuatu. Orang ini tidak mengetahui, bahwa ini adalah jalan sihir dan sihir adalah sebuah kekufuran. Ia lalu membaca sesuatu yang ada di dalam kitab tersebut hingga dapat mendatangkan seorang jin kepadanya dan ia tidak mengetahui atau tidak melihatnya serta tidak mengetahui tanda-tanda kedatangannya. Padahal jin tidak mengenal adanya alasan karena ketidak tahuan. Ia tidak mengenal maaf dan perdamamaian, hingga terjadilah bencana besar berupa kesurupan (masuknya) jin ke tubuhnya.
d. Kapan saja jin atau setan dapat mempengaruhi manusia dan akhirnya dapat masuk tubuhnya;
1) Ketika manusia jauh dari Allah dan mengikuti syahwatnya serta lupa untuk mengingat Allah.
2) Terbiasa dengan kemaksiatan hingga melupakan Allah.
3) Kesedihan mendalam yang membuat seseorang lupa kepada Allah.
4) Ketakutan yang sangat mendalam, sehingga ia lupa untuk mengingat Allah. Ketakutan ada dua macam; Ketakutan jibili dan ketakutan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
a) Ketakutan Jibili adalah: ketakutan alami yang merupakan ketakutan bawaan manusia seperti seseorang yang melihat singa, harimau, beruang atau ular, ini merupakan sesuatu yang biasa. Sebagaimana Firman Allah,
  •   •   •               •  .      

“(Setelah mereka bermumpul) mereka berkata, “Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan?, Berkarta Musa, “Silahkan kamu sekalian melemparkan.” Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka dilemparkan, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka. Maka, Musa merasa takut dalam hatinya”. (QS.Thaha/20:65-67).


b) Ketakutan dari Allah maksudnya, ketakutan yang berhubungan antara hamba kepada Robbnya dan mengingat-Nya, maka ketakutan ini tidak membahayakannya. Sedangkan ketika ketaatan telah hilang dari diri hamba dan lupa untuk mengingat Allah, maka setan yang menambah-nambahkan ketakutan kepada hamba tersebut, sehingga ia merasa sangat ketakutan. Sebagaimana firman Allah,
           

“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musrik quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (Ali Imran/ 3 :175).

e. Macam-macam Kesurupan Jin
1) Kesurupan Total, yaitu jin menggangu seluruh jasad seperti orang yang mengalami berbagai sumbatan saraf.
2) Kesurupan Sektoral, yaitu jin memegang atau menggangu salah satu anggota badan seperti lengan, kaki, lidah atau kepala.
3) Kesurupan berkepanjangan, yaitu jin terus berada di jasadnya dalam waktu yang lama.
4) Kesurupan sejenak, yaitu tidak lebih dari beberapa menit seperti mimpi buruk atau menakutkan.
Menurut Hasan Ismail, jin dapat mengganggu seseorang disebabkan:
1) Sebab dari diri sendiri
Bila seseorang pernah berinteraksi atau meminta bantuan kepada golongan jin, maka kemungkinan orang tersebut terkena gangguan jin besar sekali. Sebab, setiap jin yang membantu manusia pasti meminta imbalan. Target jin (khususnya jin kafir) tidak lain kecuali hanya ingin menyesatkan manusia dari jalan Allah.
2) Sebab dari orang lain
Jin dapat merasuk kedalam tubuh seseorang disebabkan oleh orang lain misalnya sihir, santet, pellet, guna-guna, tenung, hipnotis, untuk tumbal dan lain sebagainya.
Jin adalah makhluk ghaib yang ada di alam ini. Ia diciptakan oleh Allah dari api (QS. Al-Hijr/15:27). Jin juga makhluk mukallaf (mendapatkan tugas dan kewajiban dari Allah) yaitu untuk mengabdi kepada Allah (QS.Adz-Dzariyat/51:56), sebagaimana manusia (QS.Al-Hijr/15:26), jin juga ada yang sholeh dan ada yang jahat (QS.Al-Jin/72:11), ada yang muslim ada yang kafir (QS.Al-Jin/72:14). Dengan itu iblis diberikan oleh Allah kesempatan hidupnya sampai hari kiamat (QS.Shaad/38:79-81), tugasnya hanya untuk menggoda atau mengganggu atau membisikkan manusia kepada keraguan, kesesatan, firman Allah, Artinya;“Iblis menjawab: “Demi kekuatan engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka”(QS.Shaad/38:82-83). Dalam ayat yang lain “Iblis menjawab:
”Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur(ta’at)” (QS. Al-A’raaf/7:14-17).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar