Minggu, 14 Februari 2010

Landasan Teori (3. Sihir dalam Islam)

G. Landasan Teori
3. Sihir dalam Islam
a. Pengertian
Sebagaimana pada penegasan judul diawal bahwa sihir secara bahasa ialah sesuatu yang halus dan lembut, sementara menurut syariat, sihir bisa berbentuk jimat, santet, tenung, mejik atau ramuan-ramuan yang mampu memberi pengaruh secara fisik; seperti sakit, membunuh atau memisahkan antara suami istri dan pengaruh secara rohani seperti gelisah bingung atau menghayal. Dan pengaruh terhadap mental seperti gila, stress, atau gangguan jiwa yang lain. Ini berdasarkan kenyataan yang terjadi di masyarakat dan diketahui orang banyak.
b. Dasar Eksistensi Sihir dalam Islam
1) Sihir dalam Al-Qur’an
Di antara landasan dasar tentang sihir dalam Al-Qur’an adalah sebagaimana firman Allah Subhanhu wa Ta’Ala,
                  •         

“Katakanlah:”Aku berlindung kepada Rabb Yang Menguasai subuh, dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, Dan dari kejahatan wanita-wanita ahli sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”. (QS. Al-Falaq/113:1-5).

An-Naffaatsaat pada ayat ini maksudnya ahli-ahli sihir. Penafsiran ini adalah pendapat dari Al-Hasan Al-Bashri dan diriwayatkan Ath-Thabari dengan sanad yang shahih. Abu-Ubaidah juga menyebutkannya dalam kitab Al-Majaaz. Dia mengatakan, “Ahli-ahli sihir itu menghembus pada buhul-buhul dengan jampi-jampi atau mantra”.
           •  

“….Berkarta Musa, “Silahkan kamu sekalian melemparkan.” Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka dilemparkan, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka”. (QS.Thaha/20:66).

         •                      

“Maka Musa merasa takut dalam hatinya.68. Kami berkata: "Janganlah kamu takut, Sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang).69. dan lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. "Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang". (QS. Thaha/20:67-69).



       ••     

“Musa menjawab: "Lemparkanlah (lebih dahulu)!" Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (mena'jubkan)”. (QS. Al-A’Raaf/7:116)


                               •       

“Dan Kami wahyukan kepada Musa: "Lemparkanlah tongkatmu!". Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan.118. karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina.120. dan Ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud[554].121. mereka berkata: "Kami beriman kepada Tuhan semesta alam,122. "(yaitu) Tuhan Musa dan Harun". (QS. Al-A’raaf/7:117-122).

[554] Mereka terus bersujud kepada Allah karena meyakini kebenaran seruan Nabi Musa a.s. dan bukan ia ahli sihir sebagai yang mereka duga semula.

      •                 

“Dan tatkala telah datang kepada mereka kebenaran dari sisi Kami, mereka berkata: Sesungguhnya ini adalah sihir yang nyata. Musa berkata: “Apakah kamu mengatakan terhadap kebenaran waktu itu datang kepadamu, sihirkah ini?”, padahal ahli-ahli sihir itu tidaklah mendapat kemenangan”. (QS.Yunus/10 :76-77).


•               ••                                                                   

“ dan mereka mengikuti apa[76] yang dibaca oleh syaitan-syaitan[77] pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat[78] di negeri Babil Yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua Malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya[79]. dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa Barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, Tiadalah baginya Keuntungan di akhirat, dan Amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahu “(QS. Al-Baqarah/2:102)

[76] Maksudnya: Kitab-Kitab sihir.

[77] Syaitan-syaitan itu menyebarkan berita-berita bohong, bahwa Nabi Sulaiman menyimpan lembaran-lembaran sihir (Ibnu Katsir).

[78] Para mufassirin berlainan Pendapat tentang yang dimaksud dengan 2 orang Malaikat itu. ada yang berpendapat, mereka betul-betul Malaikat dan ada pula yang berpendapat orang yang dipandang saleh seperti Malaikat dan ada pula yang berpendapat dua orang jahat yang pura-pura saleh seperti malaikat.

[79] Bermacam-macam sihir yang dikerjakan orang Yahudi, sampai kepada sihir untuk mencerai-beraikan masyarakat seperti mencerai-beraikan suami isteri.

2) Sihir dalam As-Sunnah
Hadits shahih dari Aisyah ra., dia berkata, “Rasulullah saw. Telah terkena sihir dari seorang Yahudi bernama Lubaid bin Al-A’sham dari Bani Zuraiq. Sayyidah Aisyah ra. Mengatakan, “Hingga Rasulullah saw. Merasa seolah-olah beliau melakukan sesuatu perbuatan padahal beliau tidak melakukan. Dalam keadaan seperti itu beliau selalu berdo’a, berdo’a dan berdo’a.....” (HR. Muslim 2189/43).

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, bahwa Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jauhilah tujuh perbuatan maksiat. “Para Sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, apa itu? Nabi Menjawab, “Syirik kepada Allah, sihir, melakukan pembunuhan yang diharamkan Allah kecuali dengan kebenaran, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri dalam peperangan, dan menuduh berzina wanita-wanita mukminah yang tidak terlintas sama sekali dalam pikirannya akan perbuatan zina”. (HR. Al-Bukhari (Fathu 5/2766), dan Muslim (An-Nawawi 1/277).

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang mendapat ilmu perbintangan (ramalan), berarti ia sudah mengambil salah satu cabang dari sihir. Semakin banyak yang ia dapatkan, maka semakin banyak sihir yang ia lakukan.” (HR. Ahmad 1/227-311 dan Abu Dawud 3905).


3) Pendapat Para Ulama tentang Sihir
Imam Nawawi, berkata, “Memang benar bahwa sihir itu nyata dan ada, karena Ahlu Sunnah dan Jumhur ulama mengatakan; bahwa sihir itu ada dengan dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih dan mashur adanya. Al-Maziri juga mengatakan sihir mempunyai bekas atau pengaruh terhadap orang yang disihir. Ibnul Qayyim Rahimahullah di dalam Bada’i’ul Fawa’id: “… dan kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus di buhul-buhul” dan sekian hadits menunjukkan adanya pengaruh sihir dan bahwa ia merupakan hakikat. Al-Qurthubi Rahimahullah berkata: Sihir telah demikian menyebar, sangat dikenal di zaman dahulu dan dibicarakan banyak orang tetapi tidak ada sama sekali penolakan yang terdengar dari kalangan shahabat ataupun tabi’in. Dan Ahlu sunnah pun berpendapat, bahwa sihir itu ada dan nyata..(Tafsir Al-Qurthubi, 2/26).
Jadi sihir suatu perbuatan yang ajaib yang dilakukan dengan pesona dan kekuatan ghaib (guna-guna, mantra dan sebagainya) benar-benar nyata keberadaannya dalam Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar